KOMISI II PRIHATINKAN KECILNYA SERAPAN ANGGARAN BEBERAPA LEMBAGA
03-06-2009 /
KOMISI II
Komisi Pemerintahan DPR RI memprihatinkan kecilnya terserapnya anggaran di empat lembaga yang menjadi mitra kerja Komisi II sampai dengan akhir Mei 2009 yang baru terserap kurang dari 20 persen.
Keprihatinan ini disampaikan beberapa anggota Komisi II DPR saat rapat kerja dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dan rapat dengar pendapat dengan Lembaga Administrasi Negara, Badan Kepegawaian Negara dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Rabu sore (3/6) yang dipimpin Ketua Komisi II E.E. Mangindaan (F-PD).
Anggota Fraksi Partai Golkar Rustam Tamburaka (F-PG) mengatakan, sekarang ini sudah menginjak bulan Juni, capaian yang belum sampai seperempatnya itu tentunya menjadi kekhawatiran bersama, karena tinggal enam bulan lagi anggaran itu berakhir.
Seperti Menpan baru terserap 16,97 persen, BKN juga baru terserap 18,40 persen, sedang LAN baru terserap 14,19 persen dan hanya ANRI yang mencapai 24,70 persen.
Rustam menambahkan, kalau berdasarkan teori jika anggaran itu tidak terserap dengan baik, tahun yang akan datang anggaran itu tidak akan dinaikkan. Untuk itu Rustam minta ke empat lembaga tersebut untuk mengoptimalkan program-program yang telah direncanakan, supaya dapat terserap semua anggaran yang telah dialokasikan.
Senada dengan itu, Lena Maryana (F-PPP) dan Mustokoweni Murdi (F-PG) juga menyoroti rendahnya penyerapan anggaran di masing-masing lembaga itu. Menurut Lena, di sini perlu ada pemikiran agar ke depan tidak terjadi lagi. Kunci dari semua itu adalah perencanaan yang tepat, karena itu perlu dievaluasi kembali.
Berbeda dengan rekannya terdahulu, anggota dari F-PPP H. Romzi Nihan mengatakan, tidak semua anggaran yang naik itu belum tentu pelaksanaan baik daripada anggaran yang turun. Dia berpendapat lembaga yang tidak dapat menyerap 100 persen anggaran bukan berarti kinerjanya jelek. Karena bisa saja lembaga itu melakukan efisiensi.
Yang terpenting, kata Romzi, bagaimana lembaga-lembaga itu dapat menjalankan program-programnya sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan tidak satu pun program yang terhambat.
Jika anggaran hanya terserap 50 persen, tapi semua program dapat dijalankan dengan baik, berarti dalam hal ini menteri telah melakukan hal yang sangat luar biasa.
Pada kesempatan tersebut Menpan Taufik Effendi mengatakan, tahun anggaran 2009 Kementeriannya mendapat pagu anggaran sebesar 121,7 milyar. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Mei 2009 sebesar 20,5 milyar. Penyerapan anggaran terbesar ada pada program Pembinaan Daerah sebesar 47,17 persen.
Sementara Wakil Kepala BKN Eko Sutrisno menyampaikan anggaran tahun 2009 yang didapat sebesar Rp 360.067.946.000 dan realisasi sampai dengan bulan Mei sebesar Rp 66.243.776.650.
Kepala ANRI Djoko Utomo mengatakan lembaganya mendapatkan pagu anggaran sebesar kurang lebih Rp 111 milyar dan telah terealisasi sebesar Rp 27.442.288.405.
Sedang Kepala LAN Asmawi Rewansyah mengatakan, LAN mendapat alokasi anggaran sebesar kurang lebih Rp 193,8 milyar.
Asmawi menambahkan, pada dasarnya tidak ada hambatan yang berarti dalam proses realisasi atau penyerapan anggaran, kecuali kegiatan yang mengharuskan adanya proses barang dan jasa sesuai amanat Kepres 80 Tahun 2003.
Hingga akhir kwartal I (30 Aprol 2009) penyerapan anggaran baru mencapai sebesar Rp 27.511.239.235 atau baru mencapai angka prosentase sebesar 14,19%.
Orientasi Legislatif Baru
Selain masalah serapan anggaran, sore itu anggota Komisi II juga menanggapi rencana program Pengembangan Anggaran Legislatif yang akan dilaksanakan Lembaga Administrasi Negara.
Menurut Andi Yuliani Paris (F-PAN), program ini tidak perlu dilaksanakan LAN karena Sekjen DPR RI juga telah merencanakan membuat orientasi bagi anggota legislatif yang baru. Bahkan, kata Andi, dalam hal ini Sekjen DPR telah membuat proposalnya. “Saya telah melihat sendiri proposal itu dan telah membacanya,†kata Andi.
Karena Sekjen DPR sudah akan melaksanakan, sebaiknya LAN tidak perlu lagi untuk menghemat biaya. Sebaiknya, LAN kembali pada tupoksi semula, karena dikhawatirkan hal-hal yang menjadi tugas pokok LAN tidak dikerjakan. Dalam hal ini, LAN diharapkan kembali menyiapkan Lembaga Aparatur Negara yang professional. (tt)